Selasa, 10 Mei 2011

From Ruteng With Love

Perkenankan aku memperkenalkan kota tempatku tinggal sekarang. Karena takut disangka orang gila jika berkeliaran sendirian, perkenankan aku bersimpuh di hadapanmu, mengulurkan tanganku yang gemetar. Kumohon pandangi mataku yang berharap; berpura-puralah menjadi kekasihku untuk seharian saja. Aku akan mengajakmu berlari di pagi hari memutari patung Yesus di pertigaan menuju bandara. Kalau mau sekalian saja kita menuju bandara, aku ingin menunjukkan kepadamu sebidang tanah kosong tempat pasar malam pernah didirikan yang membuatku dan dua orang teman malu-malu ikut berdesakan di dalamnya, malam itu dingin, kami tidak menaiki komedi putar karena takut besi penyangganya patah, ikut merasakan kegembiraan warga akan sebuah keajaiban, was-was menaiki wahana piringan yang diputar, tersenyum sendiri, membuatmu ingin kembali ke masa kanak-kanak di saat kita memandang kehidupan sebagai sebuah permainan. Ada juga sebuah lapangan rumput tempat kerbau-kerbau merumput sekaligus tempat kami bermain bola di sore-sore yang bersahabat, saksi sebuah benturan bola pada rahangku yang membuatku gegar otak ringan, itu kalau kamu cukup rasional, kalau kamu lebih menyukai versi mistis seperti ibuku, bisa saja aku dirasuki sesosok makhluk halus dikarenakan malahan bermain bola di saat dimana seharusnya melaksanakan sholat Maghrib. Aku bertaruh kamu tidak akan berkeringat karena udaranya dingin.

Setelah memutari jalan bandara, di sepanjang Adi Sucipto pada jam berangkat sekolah, jangan terkaget-kaget dengan rombongan anak-anak sekolah dan pekerja yang berjalan. Kamu boleh mengira itu karena kemiskinan atau sedikitnya angkutan umum yang tersedia, tentu saja itu benar tapi Tuhan akan menganugerahkan kebugaran pada tubuh mereka. Jadi tidak perlu mengutuk pemda yang enggan membangun trotoar di sepanjang jalan itu. Belum. Apalagi dengan sedikitnya kendaraan bermotor membuat udaranya bersih. Udara bersih membuat hatimu bersih. Dengan hati bersih membuatmu akan semakin mudah mencintaiku. Langit yang cerah dan pemandangan pegunungan Ranaka yang anggun membuat kita yang melihatnya merasa terberkati. Aku ingin membawamu menerobos hutan di lereng gunung itu untuk menciummu di puncaknya, dengan mata terpejam namun sudut mata masih bisa menangkap bayangan kota Ruteng yang terlihat kecil dari atas sana.

Sampai di lampu merah sebaiknya kita mengambil jalan yang ke kiri sampai berjumpa dengan lampu merah lagi. Kali ini jangan belok ke kiri lagi karena kamu hanya akan melihat jalan Ahmad Yani yang lebar dan bersih tempat sebuah sekolah tinggi berdiri dan dua ruas jalannya yang lengang melekat dalam benakku sebagai kehampaan dimana Maret lalu aku melihat supermoon di saat melintasi jalan itu. Ke arah kanan kita menuju, bertemulah kita dengan taman kota yang ingin kutunjukkan padamu, bukan karena keelokannya, malahan keterabaiannya, yang mengingatkanku akan taman terlarang tempat Romeo-Juliet bertemu. Aku akan menciummu lagi di situ. Itupun kalau kamu mau. Setelah itu kita berjalan lagi, cukup lurus saja.  Berdirilah kantor bupati Manggarai berlantai tiga yang membuatmu ingin menjadi mahasiswa kritis kembali yang hobi menkritik pemerintah yang mengabaikan masyarakatnya yang miskin. Jangan hanya terpukau pada kemegahan bangunannya, balikkan badanmu, maka sebuah lapangan akan terbentang dengan pemandangan pertokoan dan kantor kepolisian. Anak-anak sering bermain bola di sini. Kalau kamu ingin bermain denganku, kita bisa berkejar-kejaran di situ. Di hari kemerdekaan tahun kemarin di sini aku melihat tarian caci dipentaskan.  Pernah juga diselenggarkan pertandingan tinju lokal di lapangan ini suatu malam. Aku hanya melihat dari kejauhan karena jika mendekat kamu harus membayar. Yang paling bersejarah adalah ketika  upacara pengangkatan uskup baru yang langsung dipilih Vatikan, warga mengerumuni lapangan itu dengan suka cita, sementara kantor-kantor daerah diliburkan, aku masih harus menjaga kantor pajak yang sepi hari itu. Kamu akan sering melihat para perempuan berkerudung tapi bukannya muslim, jika kita membuntuti mereka sampailah kita di katedral-katedral indah itu. Mereka para suster yang memiliki nomor pokok wajib pajak--aku yang mencetak kartu NPWP-nya sebelum mereka ke luar negeri untuk memperdalam ilmu agama. Ketika itu masih berlaku peraturan yang membebaskan biaya fiskal bagi pemilik NPWP.

Jika kita menengok langit dan kebetulan mendung aku akan mengajakmu berlari menuju pasar tradisionalnya. Jika hujan sungguh-sungguh turun kita bisa menelusuri bagian-bagian gelapnya, bukannya untuk berbuat mesum namun kita bisa iseng melihat pakaian, pernak-pernik tak penting, maupun sepatu. Aku akan membelikanmu kalau kamu mau--dengan syarat harganya cocok. Mungkin kamu jijik pada bagian pasar yang menjual daging-daging babi, sebaiknya kita menjauh mencermati cabai-cabai Ruteng yang berukuran kecil namun pedas. Atau sayur-mayurnya yang ditumpuk. Buah pisang mendominasi di salah satu bagian. Jangan sampai ke ujung karena di situ bagian ayam-ayam yang meruapkan bau kotoran. Jika hujan reda kita bisa ke bagian bawah untuk melihat aneka ikan dan beberapa biota laut dari perairan jernih di sekitar Labuan Bajo. Kalau kamu bosan aku bisa mengajakmu menaiki salah satu truk-truk itu yang merupakan angkutan pedesaan menuju desa-desa terpencil--untuk menghilang berdua denganmu. Namun akan lebih bijak jikalau kita ke dusun Rampapasa, hanya 14 km dari kota ini, bukan hanya untuk mengagumi stalaktit atau stalakmit dari Gua Liang Bua-nya, namun sebagai situs sejarah internasional  kita bisa melihat fosil homo florensiensis yang unik di sana. Ternyata hobbit-hobbit yang imut di Lord of The Ring itu eksis.

Dengan panjang lebar sudah kugambarkan tempat tinggalku sekarang, jika kamu ternyata malahan merasa terjebak di kota ini denganku, membuatku merasa buruk rupa, aku hanya ingin mengatakan hal ini kepadamu:
"Tak perlu jauh-jauh ke Paris untuk melihat menara Eifelnya yang terkenal atau lampu-lampu di malam harinya yang gemerlap, cukup denganku di Ruteng, dengan bintang-gemintangnya yang cemerlang, memang malam-malam di sini dingin jadi aku akan lebih erat memelukmu, namun yakinlah bahwa romantisme hanyalah sesuatu yang terletak di hatimu."