Aku ingin berdiri di bawah derai hujan
di depan jendela rumahmu. Menyanyi bukan melulu dengan suara namun lebih
dengan hatiku yang basah kuyup oleh cinta. Aku akan menggigil karena
nafsu yang pelan-pelan membunuhku. Aku kedinginan dan rasa sepi
menggelitik kulitku. Hatiku membengkak karena rindu padamu. Aku merasa
semua gigiku copot dan ingin melahapmu dalam sekali usaha. Aku
menginginkan dirimu dengan rasa putus asa. Ingin rasanya kupecahkan
jendela kamarmu, menerobos masuk, dan memelukmu ke dalam dadaku yang
bertalu-talu.
Namun aku di
sini, sepetak dunia dimana baju-baju kotor belum dicuci, aroma
menjijikkan, dan mimpi-mimpi mesum. Merasa galau sendiri setiap
kendaraan melaju di luar. Di luar begitu dingin dan kejam sementara
bintang-bintangnya tak berhenti bercahaya di angkasa. Kamu melintas di
benakku seperti seorang pencuri, mencuri hati dan seluruh emosiku. Aku
tak berdaya. Aku memikirkanmu: sebuah bintang yang sendirian di suatu
ufuk, berpijar di hadapanku, berkelap-kelip menggodaku.
Aku
membayangkan menggenggam tanganmu dan merasa sangat yakin. Kita
meninggalkan kota di suatu malam yang gaib. Mendengarkan suara malam
yang hening dan detak jatung kita yang diburu cinta. Kita menyalakan
cinta dalam hati kita yang beku. Kobarannya membayangi langkah-langkah
kita yang ragu. Kamu bertanya kita akan ke mana sementara bayang-bayang
kota mulai memudar di belakang kita. Wajah kita menggelap. Aku memelukmu
dengan rasa takut. Sampai dimana cinta kita akan berlabuh? Dunia begitu
mengerikan. Kita memasuki hutan untuk bercinta di bawah sinar bulan.
Kita dua manusia yang diperbudak nafsu dan merasa tersiksa.
Jalan
ini yang kita tempuh. Belukar ini dengan duri-duri. Kota dengan
kemunafikan dan kekuasaannya telah melukai harga diri kita. Kita anak
muda yang memberontak. Bermimpi bergerilya di rimba raya seperti
Sudirman merencanakan revolusi yang menggulingkan pemerintahan korup dan
membakar korporasi-korporasi yang mengeksploitasi bumi kita. Kita ingin
membuat perubahan namun kita sendiri cemas seperti apa rupa masa depan.
Bahkan terkadang cinta kita terasa rapuh. Aku merasa mengelabuimu. Aku
menggambar dunia yang mengerikan di langit suatu malam untukmu. Aku
sesosok iblis yang menggiringmu ke neraka.